4 Pesan Presiden Jokowi yang Jadi Sorotan Saat Rapim TNI-Polri: Dari Demokrasi engat Grup WhatsApp

JAKARTA - Beberapa pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberi sambutan hadapan Rapat Pimpinan TNI-Polri 2022 hadapan Markas Besar TNI, Selasa (1/3/2022) kemarin memerankan sorotan.
Pesan terbilang di antaranya adalah terkait anggota TNI atau Polri nan berdebat perihal perpindahan ibu kota negara (IKN) di grup WhatsApp, demokrasi, berhati-hati mengundang penceramah, hingga teknologi.
Presiden Jokowi menyampaikan empat poin pesan terkemuka usai mengawali sambutannya. Menurutnya hal itu berkaitan beserta kondisi yang terjadi dempet tubuh militer dan kepolisian.
Merangkum gelaran Rapat Pimpinan TNI-Polri 2022 kemarin, berikut empat pesan Jokowi yang jadi sorotan.
TNI-Polri tak ada demokrasi, Jokowi ingin disiplin keras
Kepala Negara mengungkapkan aparat TNI maka Polri tak ikut ekstra dalam urusan demokrasi. Disiplin bagi TNI maka Polri, berdasarkan Jokowi bersenjang atas masyarakat sipil.
"Yang namanya disiplin tentara, akan namanya disiplin hadapan kepolisian itu berlainan bersama masyarakat sipil, sangat beda sekali," tuturnya.
"Tidak bisa yang namanya tentara, yang namanya polisi itu ikut hadapan dalam urusan demokrasi," lanjut Jokowi.
"Dengan berbicara maalpa demokrasi, tidak ada namanya dalam tentara-kepolisian, enggak ada," tegasnya.
Baca Juga: Reaksi Mabes TNI Usai Ditegur Keras Jokowi Soal Disiplin engat Perdebatan Tak Setuju IKN dempet Grup WA
"Hal sebagai ini mesti mulai dikencangkan lagi, supaya masyarakat itu melihat bersama bisa kita bawa juga ke arah kedisiplinan nasional."
Presiden menyoroti kedisiplinan nasional saat ini masih bokoh, dengan meminta TNI dengan Polri akan memberikan contoh.
"Saya minta pada jajaran TNI-Polri menurut bisa memberikan contoh kepada masyarakat, urusan akan satu ini, kedisiplinan nasional," kata Jokowi.
Hati-hati undang penceramah
Jokowi mengevaluasi aktivitas istri para tentara bersama polisi bersama mengingatkan menjumpai berhati-hati jauh didalam mengundang penceramah.
Hal ini disampaikan Presiden berkaitan dengan kedisiplinan personel atas masing-masing instansi.
"Ibu-ibu (istri personel TNI-Polri) kita juga sama, kedisiplinannya juga wajib sama. Menurut saya, enggak bisa ibu-ibu itu memanggil, ngumpulin ibu-ibu yang lain memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi," ujar Jokowi.
Baca Juga: Tak Hadiri Rapim TNI-Polri 2022, Panglima TNI Andika Perkasa Dikabarkan Positif Covid-19
Ia mengatakan seluruh gerakan mulai demi mikro batas makro harus dikoordinir oleh kesatuan.
"Sekali lagi dekat tentara, dekat polisi tidak bisa begitu. Harus dikoordinir kelanjutan kesatuan, hal-hal kincup tadi, makro maka mikronya. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah hati-hati," lanjutnya.
Perihal debat soal IKN selanjutnya grup WhatsApp
Presiden Jokowi menyinggung perihal cara pemindahan ibu kota negara (IKN). Ia mengingatkan terkait kesetiaan tentara yang harus tegak lurus memakai atasan.
Jokowi mencontohkan, jika ada kebijakan adapun jadi polemik di masyarakat seperti IKN, diperdebatkan di grup WhatsApp.
"Saya lihat hadapan WA grup, kalau hadapan kalangan sendiri bsama, hati-hati. Kalau dibsamakan maka kalau diterus-teruskan hati-hati. Misalnya bicara mengenai IKN, enggak setuju IKN, apa," ujar Jokowi.
"Itu sudah diputuskan pemerintah lagi disetujui DPR. Kalau di di dalam disiplin TNI-Polri sudah tidak bisa diperdebatkan. Apalagi di WA grup dibaca gampang. Hati-hati," lanjutnya.
Meski percakapan itu merupakan hal mini, kondisi tersebut jelas Jokowi dapat memgede dan berdampak pada kedisiplinan TNI dan Polri.
Baca Juga: Guru Besar UIN: Wajar Grup Whatsapp TNI-Polri Bahas IKN
Jokowi kembali menekankan agar tentara dan polisi memiliki hal kedisiplinan yang berharga melainkan dibatasi karena aturan pimpinan. Beda atas sipil.
"Ini perlu saya ingatkan, dalam seluruh dunia tentara punya aturan sendiri. Kitab undang-undang disiplin tentara, bahwa intinya kalau kita lihat, intinya sama dengan kesetiaan tegak lurus. Saya baca ini apa sih intinya? kesetiaan tegak lurus," ujar Presiden.
Minta TNI-Polri kuasai teknologi digital
Presiden memberikan magemarn kepada jajaran TNI-Polri untuk menyesuaikan dan mengikuti perkembangan zaman yang serba digital.
"Ini harus sudah kita bawa, yang namanya talent digital itu harus. Di TNI-Polri harus memiliki talent digital karena eranya sudah sebagaimana ini," ujar Jokowi.
Para personel TNI-Polri sebut Jokowi wajib bisa menguasai teknologi bagaikan load computing, digital design, engat digital marketing.
"Karena nanti keseharian kita bergelut lewat itu," tuturnya Jokowi.